Dimanakah Allah Saat Kita Menghadapi Masalah?
“Dimana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam ?” Ayub 35:10b
Ketika semuanya baik, kesehatan baik, keuangan cukup atau malah lebih
dari cukup, hubungan dalam keluarga baik, pekerjaan baik, pelayanan
baik, semuanya baik-baik saja, biasanya kita cenderung memuji Allah dan
cepat mengucapkan kata syukur kita kepadaNya.
Namun jika salah satu atau semuanya memburuk, itu bagaikan badai yang
sedang mengamuk mendatangi kita, maka kitapun mulai gelisah, ragu,
cemas dan mulai bertanya-tanya apakah benar ada Allah yang melihat apa
yang sedang terjadi namun terus membiarkan semuanya itu terjadi ?
Permasalahan dalam kehidupan yang sedang terjadi sering membuat kita
gelisah, merasa tidak tentram, bahkan sangat sukar melalui malam-malam
tanpa bisa tertidur karena pikiran kita dipenuhi dengan persoalan demi
persoalan.
Saat-saat seperti ini membuat kita merasa bahwa bahwa Allah tidak
peduli atau tidak memperhatikan kita. Merasakan hidup sendiri tanpa
pertolonganNya. Mana Allah? Dimanakah Allah? Apakah Ia sudah melupakan
saya? Mengapa dibiarkanNya semua ini terjadi? Pertanyaan-pertanyaan ini
sering muncul dalam pikiran kita, sehingga kecemasan dan ketakutan cepat
mendatangi kita.
Dalam menghadapi masalah seperti ini, kita hendaknya tetap tegar,
sebab Allah Maha mengetahui dan memahami keberadaan kita. Jangan mudah
putus asa dan patah semangat, tetapi terus berharap kepadaNya. Allah
peduli dan selalu siap menolong kita dalam segala perkara. Berikut
beberapa hal yang dapat menjawab pertanyaan kita, “Dimanakah Allah itu
dan apa saja yang diperbuatnya tatkala kita dalam pergumulan?”
Dimanakah Allah itu saat kita menghadapi masalah ?
1. Allah Berada Di Dekat Kita
Ketika murid-murid Yesus berada dalam perahu yang sedang menghadapi
besarnya gelombang air laut. Tuhan Yesus ada bersama mereka. Dia Allah
yang selalu menyertai kita. Allah selalu ada dan berada di tengah-tengah
kita saat kita dalam pergumulan. “Jangan takut.”
Kita berpikir bahwa jika memang ada Allah di dekat kita maka tidak
akan ada lagi persoalan atau masalah. Mengapa Tuhan ijinkan kita
menghadapi pergumulan ini?
Yang Ia kehendaki ialah supaya kita dapat menyadari bahwa Dia tetap
Allah yang tidak pernah membiarkan anaknya. Dia hendak mendidik kita
supaya belajar di tengah-tengah pergumulan yang besar, Dia hendak
mendidik kita menjadi anak yang kuat dan bertumbuh dalam beriman, Dia
tidak membiarkan kita menjadi anak yang manja dan penakut.
“Lalu mengamuklah taufan yang
sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga
perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di
buritan di sebuah tilam. Maka murid-muridnya membangunkan Dia dan
berkata kepadaNya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”. Ia
pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam!
Tenanglah!”. Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.” Markus 4 : 37-39
Jangan takut, jangan gelisah, Allah selalu berada di dekat kita.
Berserulah kepadaNya dalam setiap kesesakan yang menghimpit dalam
kehidupan ini. Datanglah mencari Dia, panggil namaNya, dan mengadulah
tentang semua masalah, persoalan yang sedang dihadapi kepadaNya, Dia
pasti menolong dan sanggup meluputkan kita.
Lihatlah, badai topan itu tunduk pada perintahNya. Demikianlah
setiap badai persoalan yang datang itu akan diselesaikannya,
diberikannya jalan keluar bagi kita. Seberat apapun persoalan kita,
janganlah menjadi lemah, janganlah takut.
“Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan” Zefanya 3:17a
.
2. Allah Berada Di Daerah Musuh Untuk Memusnahkannya
Kita tentu masih ingat akan kisah bangsa Israel yang keluar dari
tanah Mesir dibawah pimpinan Musa. Dengan tongkat Musa laut Tiberau
terbelah dua, merekapun dapat menyeberangi laut itu dan ketika pasukan
berkuda bangsa Mesir mengejar mereka, tiba-tiba air laut itu berbalik
kembali dan menghanyutkan dan menewaskan mereka.
Tuhan berfirman kepada Musa untuk terus berjalan. Tatkala Musa
melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya, Tuhan melakukan sesuatu
bagi mereka.
“Tetapi berkatalah Musa kepada
bangsa itu: ”Jangan takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan
dari Tuhan, yang akan diberikannya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir
yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk
selama-lamanya. Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja” Keluaran 14:13-14
Allah berada di daerah musuh untuk memusnahkannya. Tuhan berjanji
kepada Musa bahwa bangsa Mesir yang dilihatnya sekarang ini tidak akan
lagi dilihatnya untuk selamanya karena Tuhan yang akan memusnahkannya,
Dia yang akan berperang melawan mereka.
Dengan mengulurkan tangannya ke atas laut Tiberau itu, Musa dapat
melihat bagaimana laut itu terbelah dan bangsa Israel itupun dapat
berjalan menyeberanginya. Tetapi bangsa Mesir tetap mengejar mereka
sampai ketengah laut itu, ketika bangsa Israel telah selesai
menyeberang, maka Musa kembali mengulurkan tangannya ke atas laut itu,
dan airnya kembali berbalik, laut itu cukup dalam sehingga
menenggelamkan kereta-kereta dan tentara orang Mesir itu. Demikianlah
Tuhan mencampakkan musuh-musuh mereka yaitu bangsa Mesir itu ke
tengah-tengah laut itu. Dengan cara itulah Tuhan berperang bagi Israel
dan mengalahkan musuhnya.
Allah meyakinkan umat itu bahwa ia akan bertindak menghabiskan
musuhnya, tetapi mereka harus mengikuti apa yang Allah perintahkan yaitu
mereka harus terus maju menuju laut dengan iman. Allah yang berperang
melawan musuh-musuh kita pada saat kita berjalan dengan iman.
Ketahuilah bahwa Allah tetap menyertai kita dan mengatur
pertolongannya untuk kita, sebab itu janganlah kita membalas yang jahat
dengan yang jahat. Sekalipun terasa berat dan harus mencucurkan air mata
kita harus berusaha melakukan FirmanNya.
.
3. Allah Di Sorga Untuk Mengatur Pembelaan Bagi Kita
Yesus di Sorga untuk mengatur pembelaan bagi kita. Ia menjadi pengantara dan bersyafaat bagi kita.
“Kristus yang telah mati? Bahkan
lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk disebelah kanan Allah,
yang malah menjadi Pembela bagi kita” Roma 8:34
Yesus di Sorga untuk mengatur pembelaan bagi kita, yaitu:
a). Ia memberi kekuatan
Akan banyak orang yang dikucilkan atau disingkirkan hanya karena nama
Yesus tatkala menyebarkan Injil Kristus. Stefanus adalah murid Kristus
yang telah mati dilempari batu, bukan karena Stefanus itu orang berdosa
atau bersalah tapi karena dia telah menyebarkan Injil. Pada saat itu
terjadi penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Bahkan
Saulus ikut terlibat untuk menangkap mereka untuk dimasukkan ke dalam
penjara. Mengapa Stefanus menghadapi pergumulan itu ? Dimanakah Allah
pada waktu itu sedang terjadi? Mengapa Allah membiarkan Stefanus mati?
Yesus ada di Sorga disebelah kanan Allah dan Stefanus melihat itu,
dia melihat kemuliaan Allah. Itu sebabnya Stefanus tidak mengeluarkan
kata-kata hujatan, melawan atau membalas perbuatan mereka, bahkan
Stefanus mengeluarkan kata-kata pengampunan. Dengan melihat kemuliaan
Allah itu, Stefanus menjadi kuat, ia diberi kekuatan oleh Yesus.
“Lalu katanya: “ Sungguh, aku
melihat langit terbuka dan Anak manusia berdiri di sebelah kanan Allah.
Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya:” Ya Tuhan Yesus,
terimalah rohku”. Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring:
Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan
perkataan itu meninggallah ia.” Kisah Para Rasul 7:56,59-60
Yesus menyambut orang sahidnya yang pertama mati karena Injil,
Stefanus telah mengakui Yesus Kristus dihadapan sesama umat manusia dan
mempertahankan imannya. Yesus mengakuinya dihadapan Bapa Sorgawi, selaku
juru syafaat dan pengantara kita dengan Bapa.
Berharap kepada Tuhan adalah mempercayakan sepenuhnya kehidupan kita
kepadaNya. Dia akan memberikan kekuatan ditengah-tengah kelelahan,
kelemahan, penderitaan dan pencobaan yang sedang kita dihadapi. Dia akan
memberikan jalan keluar, jawaban ataupun hikmat dari segala persoalan
kita sehingga kita dapat mengatasinya. Dia akan memberikan kemampuan
untuk mengatasi persoalan-persoalan kita bagaikan burung rajawali yang
terbang naik ke langit serta diberikanNya juga kesanggupan untuk berlari
tanpa merasa lelah dan letih untuk terus berjalan maju.
Tetaplah nantikan Tuhan dalam hidup kita, nantikan Tuhan dalam setiap
persoalan kita untuk mendapatkan kekuatan yang baru dariNya. “Tetapi
orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan yang baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi
lelah”, Yesaya 40:31.
b). Ia menyediakan pertolongan
Setelah nabi Elia melakukan pelayanan dengan berpihak kepada Allah
dan melawan kemurtadan maka Allah memberi pertolongan kepada nabi Elia
ketika ia berada di lembah Kerit. Allah telah mengatur pertolongan itu
melalui burung gagak dan seorang janda supaya Elia mendapat makanan yang
cukup pada masa kekeringan itu.
“Engkau dapat minum dari sungai
itu, dan burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di
sana. Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman Tuhan, ia pergi dan
diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Pada waktu
pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya,
dan ia minum dari sungai itu. Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu
menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. Maka datanglah
firman Tuhan kepada Elia. “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk
wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan
seorang janda untuk memberi engkau makan.” 1 Raja-Raja 17 : 4-9
Allah pengatur segalanya, apa saja dapat digerakkanNya untuk
memberikan pertolongan bagi orang yang percaya kepadaNya. Untuk
memelihara hidup Elia disediakannya segala kebutuhannya, dengan memakai
burung gagak, dengan perantara janda miskin di Sarfat.
Kadang-kadang kesukaran bisa saja datang sekalipun kita hidup dalam
kehendak Allah. Tapi kita jangan cemas dan takut sebab pada masa atau
saat kita membutuhkan sesuatu, Allah akan menyediakan dan memberikan
pertolongan itu bagi kita, dengan caraNya yang tidak dapat kita mengerti
dan duga.
Ia menciptakan segala yang ada, Ia yang pengatur segalanya dan segala
sesuatu dapat diperintahkanNya serta segala sesuatu itu ada dibawah
kendali dan kehendakNya. Percayalah bahwa pertolonganNya tidak pernah
terlambat. Percayalah kepadaNya maka Ia akan bertindak.
“Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan” Ratapan 3:26
c). Ia memerintahkan malaikatNya untuk menolong kita
Malaikat adalah roh yang melayani mereka yang harus memperoleh
keselamatan. Kata “malaikat” dalam bahasa Ibrani “Malak”, bahasa Yunani
“Angelos” yang berarti “pesuruh”. Para malaikat adalah pesuruh atau
hamba sorgawi Allah dan para malaikat melaksanakan kegiatan di bumi atas
perintah Tuhan.
“Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” Ibrani 1:14
Daniel adalah salah satu dari tiga orang pejabat tinggi yang diangkat
oleh Raja Darius, dan kepada merekalah para wakil-wakil raja harus
memberi pertanggung jawaban. Daniel melebihi mereka semua karena ia
memiliki roh yang luar biasa. Para pejabat tinggi dan para wakil raja
mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan tetapi
mereka tidak menemukannya, mereka tidak mendapat alasan apapun untuk
menyatakan kesalahan Daniel, karena Daniel setia dan tidak pernah lalai
melakukan tugasnya.
Kemudian mereka sepakat untuk menjebak Daniel dalam hal ibadahnya.
Mereka menyusun kesepakatan bersama agar semua penguasa, wakil raja, dan
para menteri ditetapkan suatu larangan agar barangsiapa yang dalam tiga
puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa kecuali raja,
maka akan dilemparkan ke dalam gua singa. Daniel tidak mengindahkan
larangan itu, tetapi tiga kali sehari ia berdoa. Bergegaslah orang-orang
menghadap raja supaya Daniel dihukum seperti yang sudah ditetapkan itu,
maka rajapun dengan sedih memerintahkan supaya Daniel dimasukkan ke
dalam gua Singa itu.
Setelah bangun pagi raja pergi ke gua singa hendak mengetahui bagaimana nasib Daniel.
“Dan ketika ia sampai dekat gua
itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia
kepada Daniel: “Daniel hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kau sembah
dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa
itu?”. Lalu kata Daniel kepada raja: ”Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku
telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu,
sehingga mereka tidak mengapa-ngapakan aku, karena ternyata aku tak
bersalah di hadapan-Nya: tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak
melakukan kejahatan” Daniel 6:21-23
Dan bergembiralah raja mendengar ucapannya, kemudian ia ditarik
keluar dari gua singa itu dan tidak terdapat luka apapun pada Daniel.
Kemudian raja Darius mengirim surat kepada semua orang supaya mereka
harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang
hidup dan kekal untuk selama-lamanya. Bahkan melalui pergumulan yang
dihadapi oleh Daniel tersebut, raja Darius dapat mengenal Allah.
Contoh lain ialah ketika Petrus ditangkap dan ditahan dipenjara, jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.
”Tiba-tiba berdirilah seorang
malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu.
Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: “Bangunlah
segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus” Kisah Para Rasul 12: 7
Allah membebaskan Petrus dengan mengirimkan malaikat untuk melepaskan belenggu rantai yang dikenakan padanya.
Para malaikat Tuhan melaksanakan banyak kegiatan di bumi atas
perintahNya. Malaikat menyelamatkan manusia, mengamati, melindungi umat
Tuhan dari bahaya, membantu kita untuk berperang melawan kuasa setan
dan membawa orang yang selamat ke sorga. Bahkan para malaikat Tuhan akan
datang bersama dengan Yesus Kristus ketika Ia akan kembali.
Kesetiaan kita pada Allah tidak menjamin kebebasan dari kesulitan,
penyakit, dan penderitaan dalam kehidupan orang percaya. Banyak contoh
yang lain dari orang yang saleh mengalami penderitaan yang cukup hebat
karena berbagai alasan, misalnya : Yusuf, Daud, Ayub, Yeremia, Paulus
dan lain-lain.
Dibalik penderitaan yang mereka alami ada rencana besar Allah yang
hendak dinyatakanNya lewat hidup mereka. Misalnya, semua penderitaan dan
ketidakadilan yang pernah dialami oleh Yusuf dari saudara-saudaranya
dan orang Mesir itu adalah menjadi bagian dari rencana Allah. Allah
tetap menyertai Yusuf, yang akhirnya Yusuf menjadi orang paling
terpenting yang dipakai Tuhan untuk memberkati saudara-saudaranya serta
kehidupan banyak orang.
Allah menginjinkan penderitaan atau masalah terjadi tidak berarti
bahwa Allah menyebabkan semua itu, Allah tidak pernah menyebabkan
kejahatan ataupun masalah terjadi, tetapi Ia mengijinkannya terjadi dan
mengarahkannya serta menguasainya supaya hal itu dapat mengerjakan
kehendakNya yang baik.
Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan maksudNya
yang terbaik, jika kita tetap percaya pada FirmanNya dan tetap
mengasihiNya dengan melakukan FirmanNya. Seberat apapun badai pergumulan
hidup ini, ingatlah kepada Allah sebagai satu-satunya sumber
pertolongan itu. Bahkan sekalipun ada rancangan jahat orang lain dalam
masalah yang kita hadapi, jangan cemas dan takut, sebab Allah selalu
hadir dalam setiap perkara kita, Dia pembela umatNya.
“Memang kamu telah mereka-rekakan
yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekanya untuk
kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” Kejadian 50:20
Tuhan sangat memahami apa yang harus ia perbuat kepada kita. Kita
tidak perlu berpikir bahwa Tuhan harus seperti yang kita mau, kita tidak
bisa mengatur Tuhan. Tuhan selalu berada di tempat yang tepat. Jangan
gelisah dan cemas menghadapi semua badai permasalahan, tetaplah berdoa
serahkan semua persoalan itu padaNya, nyanyikanlah pujian kepadaNya
sepanjang hari dan laluilah hari-hari dalam hidup ini bersama Tuhan.
Tetap percayalah kepadaNya! Ia akan memberi kekuatan dan pertolongan
kepada kita. Percayalah!
GBU...